Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yoh. 1:12)
Alkitab berkata, bahwa anda dan saya adalah anak-anak Allah. Pertanyaannya apakah anda bangga akan status ini? Mana yang lebih membanggakan, menjadi anak Allah atau menjadi anak Pak Jokowi? Jujur saja, gak perlu ditutupi hanya anda dan Tuhan yang tau kok jawabanya. Kalau boleh jujur, menjadi anak Pak Jokowi jauh lebih membanggakan dari pada menjadi anak Allah.
Jadi anak Allah itu ribet, gak boleh ini, gak boleh itu; dilarang ini, dilarang itu. Dan pastinya, yang dilarang itu bukan yang kagak enak, tapi yang enak-enak, yang menyenangkan, memuaskan, bahkan yang buat kita ketagihan, itulah yang justru dilarang. Sepertinya Dia itu anti kesenangan! Pernahkah tidak kamu berpikir seperti itu? jika pernah kamu tidak sendirian, saya juga pernah berpikir seperti itu.
Tapi dari pengalaman hidup teman-teman, inilah yang yang saya dapati. Betul, semua kegiatan itu memberi kita kesenangan! Memberi kita kepuasan! Tapi kalau boleh jujur kesenangan itu cuma sementara. Ketika kesenangan itu pergi yang tinggal dihati seringkali adalah rasa bersalah dan rasa kosong. Karena sejujurnya kita tahu apa yang benar, dan apa yang tidak. Kalau saya umpamakan, seperti meminum air laut, sebanyak apapun anda meminumnya anda akan tetap merasa haus.
Saya jadi ingat apa yang diungkapkan Pascal, si ahli fisika itu, dia berkata: “ Di dalam diri manusia ada jurang yang dalam, yang tidak bisa diisi oleh apapun juga, selain oleh Allah.”
Jadi siapa yang bisa menghilangkan dahagamu? Ya, hanya Allah yang bisa melakukannya.