Alkisah ada seorang pria yang sangat pelupa. Setiap hari ia naik bus ke kantornya dengan membawa payung, tetapi payungnya selalu ketinggalan di bus.
Suatu saat karena begitu jengkel harus terus membelikan payung, istrinya marah besar. Keesokan harinya pria tersebut bertekad untuk tidak akan lupa lagi.
Sepulang dari kantor, dengan bangga ia menunjukkan payungnya kepada istrinya. “Ini hari istimewa. Aku tidak lupa membawa pulang payungku!” Namun lagi-lagi istrinya mengomel, “Payung siapa ini? Kan hari ini kamu nggak bawa payung ke kantor!”
Lupa memang bukan sifat baru manusia. Kita dapat mencibir kepada org lain ketika membaca kisah mereka, tetapi mungkin kita juga pernah melupakan kebaikan Tuhan tatkala hidup sedang sulit.
Mungkin saat kita sukses pun, kita kerap merasa bahwa segala yang kita raih adalah hasil usaha kita sendiri
dan lupa bahwa Tuhan-lah yang memberkatinya.
Mari kita berjuang melawan penyakit lupa dengan mengulang-ulang firman Tuhan dan sungguh sungguh menyerapnya,dan selalu mengingat kebaikan-Nya.
“Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!”
Mazmur 103:2